Minggu, Agustus 17, 2008

Ospek Story Part One: INKM

Heeeiiiyyaaa~

Long time no see, readers!

Belakangan ini gw lagi sibuk. Sibuk ospek. N sekarang gw balik lagi bawa cerita tentang ospek gw di ITB. Institut terbaik di… Jl. Ganesha :p

Ospek di ITB disebut INKM, singkatan dari Inisiasi Keluarga Mahasiswa. Hari sebelum pembukaan, kita semua dibagi menjadi kelompok berjumlah sekitar 20 orang, terus bikin nametag dan peci dari karton duplex. U know lah, acara2 kayak gini mengharuskan kita bikin atribut yang aneh-aneh. Gak ada yang salah selama pembuatan nametag ini kecuali kenyataan bahwa kita harus pulang jam setengah 11 malem dan besoknya harus kumpul jam 6 pagi.

Pembukaan INKM dimulai setelah sholat maghrib. Ada aksi-aksi teatrikal dari panitia yang lumayan keren. Terus dilanjutin dengan peresmian sebutan baru kita, yaitu Konglomerat-Konglomerut, sedang sebutan bagi para panitia INKM adalah Jelata. Gak lama setelah itu, datanglah orang-orang berkaos hitam plus slayer yang nutupin hidung sampai dagu mereka, ngebentak-bentak kita gak jelas. Mereka adalah Aparatoriz, bagian dari panitia INKM yang bertugas mendisiplinkan angkatan 2008.

Selain Aparatoriz, ada juga Bramakarta yang bertugas mengamankan Konglomerat-Konglomerut. Mereka tegas, tapi gak suka ngebentak-bentak kayak Aparatoriz. Mereka mengatur jalur mobilisasi dari tempat ke tempat, dan bertanggung jawab atas keselamatan Konglomerat-Konglomerut sampai semuanya pulang ke rumah/kosan masing-masing.

Ada lagi bagian dari Jelata yang namanya Petrapijar. Yang ini baik. Tugasnya adalah ngebantu Konglomerat-Konglomerut, jadi penata kelompok (Taplok), dan ngasi kita info macem-macem, termasuk tugas selama INKM. Gw sangat beruntung mendapatkan Taplok yang *ahem* cantik. Oh,nggak, dia lebih dari cantik. Dia cantik dan seksi. Bodinya yang super curvy bikin cowok-cowok di kelompok gw jadi kayak kucing mau kawin. Daya tariknya semakin besar ditambah dengan mata yang, whoouu… bikin dada cowok dag-dig-dug-dhuer. Bulu matanya lentik menggoda. Denger-denger, selama pelatihan jadi panitia INKM dia selalu jadi rebutan cowok-cowok. Well, gak salah gw milih Bandung sebagai kota tempat gw kuliah!

Selanjutnya, ada lagi namanya Jagaragawi. Mereka adalah tim medis yang tugasnya memastikan gak ada peserta yang ambruk di tengah-tengah acara. Gak ada yang istimewa dari mereka. Lagian gw juga gak pernah berurusan sama mereka.

Ada lagi orang-orang berbaju coklat dengan tulisan Milienaria dan Mahalangit. Mereka adalah pengisi acara di INKM, terutama di OHU alias Open House Unit. Acara gelar Unit Kegiatan Mahasiswa di ITB.

Satu hal yang cukup menarik dari acara ini adalah Komandan Lapangan (Danlap) INKM selalu menyebut dirinya dengan kata ‘aku’, bukan ‘saya’,’gw’, atau ‘akika’, dan perkataannya selalu diputus-putus setiap satu atau dua kata. Begini contohnya:

AKU INGIN // MELIHAT // SEMANGAT // KALIAN!!

Atau

SETELAH INI /// KALIAN AKAN // DIMOBILISASI // UNTUK / SHOLAT MAGHRIB // BAGI YANG MUSLIM PUTRA // SILAHKAN // KELUAR // DARI PINTU /// SEBELAH KIRI AKU//// BRAMAKARTA // KONDISIKAN!

Agak terasa canggung karena kata ‘aku’ bukanlah kata-kata yang biasa digunakan di acara-acara yang diwarnai senioritas. Biasanya yang dipakai adalah kata ‘saya’. Well, why should I complain, after all? :p

Eniwei, ecara keseluruhan, gw suka acara INKM ini. Tanpa perploncoan, tanpa acara dikerjain sama panitia, tanpa penindasan (selain bentakan dari Aparatoriz tentunya, tapi itu juga sebenarnya memang perlu). Semua kegiatannya positif dan simbolik. Acara ini benar-benar menyadarkan kita tentang peran kita sebagai mahasiswa, kaum intelektual bangsa ini. Acara ini menyadarkan kita bahwa kita sangat mampu untuk membantu rakyat kecil keluar dari penderitaan mereka. Ada lingkar wacana, acara diskusi tentang apa yang bisa dilakukan mahasiswa untuk memajukan negeri ini. Hal-hal yang tadinya kita pikir selama SMA mustahil dilakukan, di sini tampak begitu dekat dan nyata.

Berorganisasi dan berkelompok sangat mudah dilakukan di kampus. Fasilitas kampus juga bisa kita gunakan tanpa birokrasi yang berbelit-belit. Gak ada yang melarang kita berkumpul membicarakan apapun juga. Sebagai mahasiswa seni rupa, gw berharap bisa bikin acara pameran atau festival seni untuk amal sebagai bentuk sumbangsih pada masyarakat. Sama sekali bukan hal yang sulit. Apalagi kami adalah mahasiswa ITB, Institut Terbaik Bangsa.

Senin, Agustus 04, 2008

Malam Pertama

Hello, readers! Apa kabar? Sehat? Alhamdulillah. Banyak duit? Bagi donk! *dijitak*

Tung! Tung! Itu judul postingannya koq ‘mengundang’ banget sih?! Emang lo udah ngerasain malam pertama ya?? Patung dah gak perjaka lagi ya?? Patung udah gak suka nyasar lagi ya??

Bukan, bukan begitu. Maksud ‘malam pertama’ di sini adalah malam pertama gw di kota Bandung pasca pindahan. Mulai kemarin, hari ini, besok, dan seterusnya sampe gw lulus kuliah, gw akan tinggal di Bandung.

Kenapa, Tung?! Kenapa kau tinggalkan 12187105 (baca: umm… coba baca sendiri aja deh :p) orang penggemarmu di Jakarta?! Kenapaaa?!!

Wow, gw gak tau kalo gw punya penggemar sebanyak itu. Tenang, para penggemarku. Kalo kalian kangen, kalian bisa temui gw di ITB* alias Institut Tahi Burung di Bandung.

Wow, Patung Pancoran diterima di ITB?! Jurusan apa??

Penjurusannya nanti, tahun kedua. Gw mau ngambil Desain Produk. Gw diterima di FSRD** alias Fakultas Suka Raditya Dika.

Terus, terus, ada cerita apa nih di Bandung? Pasti punya banyak cerita donk! Misalnya yasar, dikejar bencong, ato dikejar tukang batagor karena belum bayar?

Nyasar? Sudah lupa tuh! *iklan mode ON*

Tentu saja gw gak nyasar sejak gw nyampe di Bandung sampe sekarang, karena… gw belom kemana-mana. Tepatnya belom pernah kemana-mana sendirian. Beruntung, gw sempet pergi ke acara Japan Festival Revolution di Dago Tea House dianterin sama sodara gw di Bandung. Thx a lot, Mbak Sari!

Nih, foto-fotonya:


kawaii~ xD


"RONCAAAARRR!!!"


Satria Bergitar


Vokalisnya Lunatic Tokyo yang sekilas mirip sama Ariel Peterpan


Photo Of The Day, Bassisnya Black Candle


Kenapa harga cabe melambung tinggi?

Karena Hitler kumisnya ngikutin Jojon. Duh, koq pertanyaannya gak nyambung sih? Back to topic, ah.

Oiya, FYI, gw gak ngekos, tapi tinggal di rumah sodara. Lebih nyaman, memang, karena bisa makan dan nyuci baju gratis. Kekurangannya mungkin cuma kalo di rumah sodara, kita gak bisa bawa pacar dan umm… You know what I mean, lah...

Kamar yang hanya akan rapi selama 2x24 jam pertama


Semua barang numpuk di meja

Eniwei, thx buat Trilogy Production, EO acara JFR kemaren karena udah bikin acara yang keren. Agak nyesel juga gw dateng di hari terakhir karena jadi gak ikut Bon Odori. Di acara ini, gw belajar sesuatu yang sangat penting.

Gw ngeliat jam tangan FF VII: Advent Childern seharga 85ribu di sana. Wow, keren! Gw jatuh cinta pada pandangan pertama. Gw beli itu jam tangan. Sampe di rumah, gw cobain itu jam tangan. Di situlah gw menyadarai satu hal yang rasanya bikin gw pengen lari ke jalan dan nabrakin diri ke becak yang lewat, yaitu…


Cool!


Tulisan yang bikin gw shock setengah mati


TULISANNYA DI JAM TANGANNYA BUKAN ‘FINAL FANTASY VII’, TAPI ‘FLNAN FANTASY VII’

Gw terdiam membisu. Mata gw terbelalak. Mulut agak sedikit terbuka, menganga tak percaya apa yang gw baca. Rambut gw jadi keriting(eh, itu mah emang dari dulu keriting ya). Dalam hati gw menjerit, “AAASSSSUUUUUUUUU!!!!!!!”

Dengan hati kecewa luar binasa, gw tidur. Waktu telah menunjukkan pukul 00.24. Kita pulang larut lantaran sodara gw pengen nunjukkin gw tempat-tempat mangkal ‘wanita jadi-jadian’ di Bandung. Untungnya, berkat polisi yang sedang patroli, mahkluk-mahkluk itu tak banyak bergentayangan. Tapi sempet kita liat beberapa dari mereka mencoba menjajakan diri di persimpangan jalan. Kata sodara gw sih, salah satu dari mereka sempet memamerkan jendolan silikon-nya (yang mana katanya langsung membuat sodara gw merasa tersaingi), untung gw gak liat…

Alhamdulillah, perburuan siliconman gw gak membuat gw mimpi buruk. Kejadian bodoh justru menimpa gw pagi harinya saat gw mandi, dimana gw salah ngambil shampo dan malah keramas dengan Lifebuoy Body Wash.

Ibunda tercinta, ini hari kedua anakmu di Bandung. Malam pertamanya di sana ia habiskan dengan berburu bencong dan pagi harinya ia keramas dengan sabun cair…

PS: Kalo kalian yang di Jakarta lewat daerah Pancoran, kalian masih tetep akan ngeliat patung orang gak pake baju sambil bergaya kayak orang mau nangkep maling berdiri di atas tugu yang menjulang setinggi… entah berapa meter. Silahkan ukur sendiri.

PS2: Blogger Bandung, kopdar yuks! Sekalian ajarin gw Bahasa Sunda!

PS3: Belom beli karena belom ada game bajakannya.


*) yang bener itu Institut Teknologi Bandung

**) yang bener itu Fakultas Seni Rupa dan Desain